Pages

Selasa, 30 Oktober 2012

Persiapan Menuju Hutan Belantara

Halo sahabat blogger, dah lama ya kita kagak jumpa (sok akrab banget dah. Maklum kemarin-kemarin gw sibuk penelitian, nulis skripsi, ngedraft-lah, ngelamar kerjaan-lah n yg paling penting gw tuh sibuk makan n tidur haha rasanya energi buat nulis tersalurkan semuanya cuma buat hidup pokok haha dipikir ternak ape, sebenernya bukan itu c alsean gw,hal itu terlebih karena gw sulit sekali untuk mulai menulis, mungkin karena ketidakpercayaandiri gw kali ya n belum adanya kemauan, inipun mungkin tulisan gw yg asli gw buat sendiri lewat imajinasi gw. Okeh kita lanjut ke pembahasan kita. Ya, mungkin sebutan "Hutan Belantara" biasanya digunakan sama orang-orang yg dah duluan menyelami dunia pekerjaan buat nasehatin anak baru yg mau terjun ke dunia pekerjaan. Entah kenapa senior-senior gw itu menyebutnya hutan belantara, mungkin karena balapan buat nyampe di puncak, sikut sana sikut sini, berlomba-lomba cari muka di muka atasan de el el. ngeri nggak coba hidup kaya gitu, bayangin aja di hutan coba prinsipnya "siapa yang kuat dia yang menang". Emang kita sebagai manusia yg katanya sempurna secara akal, hati n jiwa mau apa disamakan ama hewan? gak kan? ciyus?? miapah?? Alhamdulillah gw dari hasil tes sebulan yang lalu akhirnya gw diterima di sebuah perusahaan peternakan terintegrasi Thailand punya, mau tahu nama perusahaannya apa? ya kagak usah ditutup-tutupin lah ya, mungkin untuk selnjutnya juga gw bakal bagi-bagi cerita selama gw disana. nama perusahaannya itu PT. Charoen Pokphand Indonesia bagian dari Charoen Pokphand Group, perusahaan konglomerasi terbesar di Thailand, emang c dikalangan masyarakat awam nama perusahaan ntu kurang familiar termasuk nyokap n bokap gw. Untungnya nyokap n bokap gw termasuk orang yang bersyukur, jadi mereka bersyukur gw dah dapet kerjaan walopun kagak tau tuh latar belakang perusahaan, besar atau kecil. bagi yg belum tau Charoen Pokphand tu apa, cari tau ndiri ya hehe. Insyaalloh kalau yg memenuhi hati ini positif pasti memancarkan energi positif juga, niat positif itu muncul karena kita tidak berharap apa-apa lagi dan tidak berharap kepada siapapun kecuali Alloh. Dan hal itu yg akan membuat kita dicintai oleh penduduk langit dan penduduk langit pun akan menyampaikan ke penduduk bumi bahwa mereka mencintai c mpunya niat karena Alloh. So, walaupun posisi gw ini boleh dibilang posisi yg terjepit artinya dari sisi para bawahan gw harus menghadapi banyak orang yakni pelaksana dengan wewenang or pengaruh yang lebih kecil, sedangkan dari sisi atasan gw harus menghadapi dengan satu orang yakni manajer yang punya wewenang or pengaruh yg lebih besar, gw harus bisa menjadi jembatan perantara dan penyeimbang antara atasan dan bawahan. Maka dari itu, gw harus terus mengevaluasi niat dari hati gw ini, jangan sampai gw berharap kepada selain Alloh. naudzubillahiminzalik. gw juga selalu berdoa kepada Alloh semoga gw selalu ditempatkan bersama orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Alhamdulilah disela-sela persiapan gw untuk berangkat besok, gw masih bisa sempet buat nulis di blog ini. Mohon doanya sobat, semoga kita semua dirahmati Alloh. aamiin
Ayo Lanjutin Bacanya Gan...!

Jumat, 19 Agustus 2011

Penipu Harus Ditipu

 
Ada seorang Yogis (Ahli Yoga) mengajak seorang Pendeta bersekongkol akan memperdaya Iman Abu Nawas. Setelah mereka mencapai kata sepakat, mereka berangkat menemui Abu Nawas di kediamannya. Ketika mereka datang Abu Nawas sedang melakukan sholat Dhuha.

Setelah dipersilahkan masuk oleh istri Abu Nawas mereka masuk dan menunggu sambil berbincang-bincang santai. Seusai sholat Abu Nawas menyambut mereka. Abu Nawas dan para tamunya bercakap-cakap sejenak. "Kami sebenarnya ingin mengajak engkau melakukan pengembaraan suci. Kalau engkau tidak keberatan bergabunglah bersama kami." kata Ahli Yoga.
"Dengan senang hati lalu kapan rencananya?" tanya Abu Nawas polos.
"Besok pagi." kata Pendeta.
"Baiklah kalau begitu kita bertemu di warung teh besok." kata Abu Nawas menyanggupi. Hari berikutnya mereka berangkat bersama. Abu Nawas mengenakan jubah seorang Sufi. Ahli Yoga dan Pendeta memakai seragam keagamaan mereka masing-masing.

Di tengah jalan mereka mulai diserang rasa lapar karena mereka memang sengaja tidak membawa bekal,
"Hai Abu Nawas, bagaimana kalau engkau saja yang mengumpulkan derma guna membeli makanan untuk kita bertiga. Karena kami akan mengadakan kebaktian." kata Pendeta.

Tanpa banyak bicara Abu Nawas berangkat mencari dan mengurnpulkan derma dari dusun satu ke dusun lain. Setelah derma terkumpul, Abu Nawas membeli makanan yang cukup untuk tiga orang. Abu Nawas kembali ke Pendeta dan Ahli Yoga dengan membawa makanan.

Karena sudah tak sanggup menahan rasa lapar Abu Nawas berkata, "Mari segera kita bagi makanan ini sekarang juga."
"Jangan sekarang. Kami sedang berpuasa." kata Ahli Yoga.
"Tetapi aku hanya menginginkan bagianku saja sedangkan bagian kalian terserah pada kalian." kata Abu Nawas menawarkan jalan keluar.
"Akan tidak setuju. Kita harus seiring seirama dalam berbuat apa pun." kata Pendeta.
"Betul aku pun tidak setuju karena waktu makanku besok pagi. Besok pagi aku baru akan berbuka." kata Ahli Yoga. Bukankah aku yang engkau jadikan niat pencari derma Dan derma itu telah ku tukar dengan makanan ini. Sekarang kalian tidak mengizinkan aku mengambil bagian sendiri. Itu tidak masuk akal." kata Abu Nawas mulai merasa jengkel.

Namun begitu Pendeta dan Ahli Yoga tetap bersikeras tidak mengizinkan Abu Nawas mengambil bagian yang menjadi haknya. Abu Nawas penasaran. Ia mencoba sekali lagi meyakinkan kawan-kawannya agar mengijinkan ia memakan bagianya. Tetapi mereka tetap saja menolak. Abu Nawas benar- benar merasa jengkel dan marah. Namun Abu Nawas tidak memperlihatkan sedikit pun kejengkelan dan kemarahannya.

"Bagaimana kalau kita mengadakan perjanjian." kata Pendeta kepada Abu Nawas.
"Perjanjian apa?" tanya Abu Nawas.
"Kita adakan lomba. Barangsiapa di antara kita bermimpi paling indah maka ia akan mendapat bagian yang terbanyak yang kedua lebih sedikit dan yang terburuk akan mendapat paling sedikit." Pendeta itu menjelaskan.

Abu Nawas setuju. Ia tidak memberi komentar apa-apa. Malam semakin larut. Embun mulai turun ke bumi. Pendeta dan Ahli Yoga mengantuk dan tidur. Abu Nawas tidak bisa tidur. Ia hanya berpura-pura tidur. Setelah merasa yakin kawan-kawannya sudah terlelap Abu Nawas menghampiri makanan itu. Tanpa berpikir dua kali Abu Nawas memakan habis makanan itu hingga tidak tersisa sedikit pun. Setelah merasa kekenyangan Abu Nawas baru bisa tidur.

Keesokan hari mereka bangun hampir bersamaan. Ahli Yoga dengan wajah berseri-seri bercerita, "Tadi malam aku bermimpi memasuki sebuah taman yang mirip sekali dengan Nirwana. Aku merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya dalam hidup ini."

Pendeta mengatakan bahwa mimpi Ahli Yoga benar-benar menakjubkan. Betul-betul luar biasa. Kemudian giliran Pendeta menceritakan mimpinya. "Aku seolah-olah menembus ruang dan waktu. Dan ternyata memang benar. Aku secara tidak sengaja berhasil menyusup ke masa silam dimana pendiri agamaku hidup. Aku bertemu dengan beliau dan yang lebih membahagiakan adalah aku diberkatinya."

Ahli Yoga juga memuji-muji kehebatan mimpi Pendeta Abu Nawas hanya diam. Ia bahkan tidak merasa tertarik sedikitpun. Karena Abu Nawas belum juga buka mulut, Pendeta dan Ahli Yoga mulai tidak sabar untuk tidak menanyakan mimpi Abu Nawas.

"Kalian tentu tahu Nabi Khidir. Beliau adalah seorang mahaguru para sufi. Tadi malam aku bermimpi berbincang-bincang dengan beliau. Beliau menanyakan apakah aku berpuasa atau tidak. Aku katakan aku berpuasa karena aku memang tidak makan sejak dini hari Kemudian beliau menyuruhku segera berbuka karena hari sudah malam. Tentu saja aku tidak berani mengabaikan perintah beliau. Aku segera bangun dari tidur dan langsung menghabiskan makanan itu." kata Abu Nawas tanpa perasaan bersalah secuil pun.

Sambil menahan rasa lapar yang menyayat-nyayat Pendeta dan Ahli Yoga saling berpandangan satu sama lain. Kejengkelan Abu Nawas terobati. Kini mereka sadar bahwa tidak ada gunanya coba-coba mempermainkan Abu Nawas, pasti hanya akan mendapatkan celaka sendiri.
Ayo Lanjutin Bacanya Gan...!